Kita tahu baterai merupakan komponen mutlak bagi ponsel maupun perangkat mobile lainnya. Bagaimana tidak? Karena baterai adalah sumber daya bagi ponsel itu sendiri. Dan jika terjadi sesuatu pada baterai pasti nantinya akan mempengaruhi perangkat mobile tersebut secara keseluruhan. Nah, kali ini kita akan mengenal lebih jauh tentang jenis dan karakteristik baterai yang digunakan pada ponsel juga cara merawatnya agar senantiasa awet digunakan.
NiCD (nickel-cadmium battery / Nicad)
Baterai jenis ini merupakan baterai tipe recharge generasi pertama dan paling kuno yang digunakan didunia. Karena kapasitasnya besar, baterai ini dipilih untuk ponsel-ponsel tipe lama yang menggunakan tenaga besar. Sekarang, baterai jenis ini sudah jarang digunakan, tidak lain karena ukurannya yang cukup besar dan berat.
Adapun proses pengisian ulangnya pun cukup merepotkan, misalnya pengisian ulang harus dilakukan pada saat daya baterai benar-benar habis. Karena baterai NiCD memiliki memory effect, maka semakin lama kapasitasnya akan menurun jika pengisian dilakukan saat baterai belum benar-benar kosong dan jika berkepanjangan akhirnya baterai akan mati total.
Berikut adalah proses charging baterai NiCD yang benar, yakni : Untuk baterai baru, lakukanlah charge selama 12 jam non-stop, selanjutnya silakan di-charge pada saat baterai NiCD sudah benar-benar habis atau kalau perlu “discharge” di desktop charge dahulu sebelum men-charge-nya kembali.
Singkatan NiCad adalah merek dagang terdaftar dari SAFT Corporation, meski produk ini umumnya digunakan untuk menjelaskan seluruh baterai nikel-kadmium. Di sisi lain, singkatan NiCd berasal dari simbol kimia dari nikel (Ni) dan kadmium (Cd). Adapun baterai NiCd sendiri dua jenis, yaitu : disegel dan diberi ventilasi.
NiMH (Nickel Metal Hydride)
Generasi selanjutnya dari baterai rechargeable adalah baterai jenis NiMH. Baterai isi ulang ini masih memiliki memory effect namun hanya bersifat temporary (tapi bagaimana pun, memory effect ini bisa menjadi permanen bila peng-charge-an tidak dilakukan dengan benar). Meskipun begitu, baterai ini lebih fleksibel bila dibanding dengan baterai jenis NiCD karena untuk pengisian ulang baterai ini tidak perlu menunggu dahulu sampai benar-benar habis – tapi konsekuensinya akan terasa cepat habis.
Selain lebih kecil dan ringan, baterai jenis NiMH lebih ramah terhadap lingkungan, tetapi walau begitu baterai NiMH tidak boleh dibuang di tempat sampah begitu saja, karena ada proses khusus untuk mendaur ulang baterai jenis ini. Sampai saat ini baterai NiMH masih sering kita temui di pasaran, terutama untuk ponsel-ponsel yang menengah ke bawah.
Berikut cara perawatan baterai NiMH yang benar adalah : Untuk baterai baru, usahakan charge pertama kali baterai NiMH anda paling tidak dilakukan selama 12 jam. Kemudian charge selanjutnya, sesuai dengan buku petunjuk plus tambahan sedikit waktu (30 sampai 60 menit) untuk memberikan kesempatan bagi baterai NiMH melakukan “trickle charge”. Sebaiknya pengisian dilakukan pada saat baterai sudah benar-benar habis. Dan bila daya baterai masih belum habis, tidak perlu melakukan “discharge” di desktop charge untuk pengisian selanjutnya. Namun konsekuensinya saat digunakan baterai NiMH akan terasa seolah-olah cepat habis, tapi hal ini hanya berlangsung sementara. Bila battery NiMH tersebut sudah benar-benar habis dan di-charging kembali, selanjutnya kinerja baterai anda akan kembali seperti semula.
Li-Ion (Lithium Ion)
Dibanding dengan 2 generasi sebelumnya, tipe ini tidak lagi memiliki memory effect. Jadi anda bisa mengisi ulang tanpa menunggu baterai habis. Namun baterai Li-Ion memiliki “life cycle” (siklus hidup) yang lebih pendek. Bahkan apabila di-charge secara berlebihan baterai lithium ion akan menurun kemampuannya dibanding NiCD atau NiMH.
Lithium-ion adalah salah satu jenis baterai rechargeable yang paling populer, keunggulan dari baterai ini diantaranya : energy-to-weight ratios, tidak ada efek memori, serta lambat dalam penurunan daya jika tidak digunakan. Disamping itu, ukuran dan beratnya yang minim sehingga membuat ponsel menjadi lebih kecil dan ringan. Hanya saja, beberapa jenis perlakuan dapat menyebabkan baterai lithium-ion konvensional meledak .
Meski tidak ada memory effect namun ada beberapa perawatan yang perlu dilakukan pada baterai ini. Untuk baterai baru, silakan charge sesuai dengan petunjuk indikator ponsel/desktop charge sampai menunjukkan “battery full”. Setelah penuh, lepas segera charge baterai. Demikian pula selanjutnya. Jangan lakukan over charge untuk mendapatkan trickle charge seperti yang dilakukan pada baterai NiCD atau NiMH karena pada baterai Lithium tidak membutuhkan trickle charge. Mengingat siklus hidupnya yang pendek, sebaiknya lakukan charging pada saat baterai sudah habis atau indikator (ponsel) anda sudah menunjukkan “battery low”. Kenapa? Karena sekali anda melakukan charging maka akan dihitung sebagai 1 kali, tak peduli charging sampai penuh atau tidak. Pada ponsel baru, sistem pengisian baterainya ada yang otomatis; begitu indikator charge menunjukkan “full”, ponsel akan menghentikan charging sendiri agar baterai tidak rusak.
Li-po (Lithium polymer)
Generasi terbaru dari baterai sel sekunder adalah baterai jenis Polimer ion baterai-Lithium, lithium ion polimer, atau lebih umum baterai lithium polymer (disingkat Li-poli, Li-Pol, LiPo, LIP, PLI atau LiP). Biasanya baterai ini terdiri dari beberapa sel sekunder yang identik di samping paralel untuk meningkatkan kemampuan debit saat ini.
Tipe ini telah berevolusi dari teknologi baterai lithium-ion. Perbedaan utama adalah bahwa lithium – salt elektrolit tidak ditempatkan dalam organic solvent tetapi dalam polimer padat komposit misalnya polietilen oxide atau polyacrylonitrile. Lithium-ion baterai polimer mulai muncul dalam peralatan elektronik konsumen sekitar tahun 1996.
Selain ramah lingkungan, keunggulannya diatas baterai Li-ion, untuk perawatan baterai Lithium Polymer, tak jauh berbeda dengan Lithium Ion. Namun penanganannya harus ekstra hati-hati mengingat sifatnya yang cukup “liquid” dengan tekanan cukup keras bisa menyebabkan bentuk baterai berubah.
Kelemahan Li-po justru mengharuskan kita mengisi ulang baterai sebelum ponsel mati dengan sendirinya. Atau sebisa mungkin ketika ponsel memberikan peringatan baterai lemah. Jika tidak, ponsel akan susah untuk diaktifkan karena baterai belum pulih sepenuhnya.
Apa itu memory effect ?
Memori efek (dikenal juga sebagai efek baterai malas atau memori baterai) adalah suatu efek yang terjadi pada baterai rechargeable yang menyebabkan kapasitas baterai terus berkurang daya energi maksimumnya secara perlahan jika baterai berulang kali diisi pada saat baterai habis sebagian. Memory Effect ini hanya terjadi pada baterai ponsel jenis NiCAD dan NiMH. Gambaran singkatnya adalah jika setiap saat anda mengisi baterai hanya sebesar 60%, maka suatu saat baterai akan lupa bahwa masih ada ruang sebesar 40% yang belum terisi. Dan pada saat pengisian berikutnya baterai akan menganggap 60% tersebut telah mencapai 100% alias baterai terisi penuh. Jadi rugi kan?
Menghemat konsumsi baterai
Berikut tips sederhana untuk menghemat umur baterai :
- Matikan bunyi-bunyian yang tak perlu.
- Jangan gunakan mode getar dan ringtone secara bersamaan – pilih salah satu.
- Atur lama waktu lampu latar ponsel jika tidak sedang digunakan.
- Matikan beberapa fitur bila tidak sedang digunakan – misalnya Bluetooth, radio, player, dll.
- Pastikan memilih satu mode saja bila tidak memerlukan – misalnya matikan mode 3G bila tidak sedang menikmati fasilitas 3G dan hindari dual mode.
Memperpanjang usia baterai
Usia baterai rata-rata hingga 400 kali pengisian dan discharges Berikut tips untuk menjaga baterai agar tetap awet :
- Mengisi baterai secara wajar dan segera cabut bila pengisian telah selesai.
- Jaga jangan sampai baterai terjatuh atau terkena benturan dengan keras.
- Hindarkan ponsel dari percikan air.
- Matikan ponsel terlebih dahulu sebelum melepas baterai.
- Hindari terlalu sering mengganti SIM Card.
- Jangan biarkan baterai sampai habis total.
- Jangan meletakkan baterai di bawah sinar matahari langsung.
- Jangan sampai baterai melakukan kontak dengan benda-benda metal.
0 comments: